Sabtu, 07 Agustus 2021

Desain Interior Lebih Segar dengan Gabungan 2 Konsep

Desain interior tak lagi mutlak pada satu konsep. Penggabungan konsep bisa memberikan suasana segar agar tidak mudah bosan.


Arsitek Jasa Konsultan Adi Hanafi menjelaskan, desain interior mengalami perkembangan. Saat ini konsep modern dan kontemporer menjadi favorit. Namun, jangan salah, desain interior tak melulu mutlak pada satu konsep. Penggabungan konsep, justru memberikan suasana yang lebih segar dan tidak membosankan.

”Desain interior itu mempengaruhi psikologi seseorang. Baik dari segi kenyamanan maupun mudah membuat jenuh atau tidak. Era sekarang ini lebih banyak yang menaruh minat pada konsep modern dan kontemporer. Apalagi anak muda, cenderung mengikuti konsep yang dilihat di media sosial,” terangnya pada Jawa Pos Radar Solo Jumat (30/7).

Saat ini desain interior yang berkembang seperti konsep modern, minimalis, kontemporer, luxury hingga scandinavian. Konsep luxury akan memberikan kesan mewah dan indah. Berbeda dengan konsep scandinavian yang terlihat sederhana namun tetap menarik dan unik. Apalagi dekorasi yang digunakan bersifat natural seperti tanaman.

Desain interior modern ini mengacu pada bangunan yang sederhana, desain yang minimalis, pemilihan warna yang netral dan monokromatik, tidak memiliki pola atau motif yang rumit. Material yang digunakan juga cenderung alami, seperti kayu dengan pelapisan teratas atau menggunakan high pressure laminate (HPL) dan dipadukan material solid seperti kaca.

Tak berbeda jauh, material bahan desain kontemporer juga sama dengan modern. Termasuk dalam pemilihan warna yang cenderung netral. Hanya saja, konsep desain ruang yang ditonjolkan berbeda. Konsep kontemporer menonjolkan kesederhanaan, simpel dan fungsional ruangan yang baik. Tentu dengan desain yang elegan dan tampilan yang kekinian.

”Melihat konsep desain yang digunakan tak hanya dari bahan, namun juga desain awal. Termasuk konsep minimalis. Kita bisa melihat fungsi ruangan itu digunakan semaksimal mungkin tanpa meninggalkan standar ruang itu sendiri,” beber konsultan yang berkantor di Kartasura, Sukoharjo ini.

Penggabungan konsep juga mulai dilakukan. Karena pemilihan konsep desain interior akan berdampak pada psikologis pemakai ruangan. Tentu, penggabungan konsep ini akan memberikan warna baru. Pengguna ruangan tidak akan merasa mudah bosan, suasana yang diciptakan membuat nyaman.

”Kesan yang diberikan juga berbeda. Misalnya ketika ruangan yang kita tempati tidak tertata dengan baik, kesan yang diberikan terasa penuh. Sehingga penataan furniture dan pemanfaatan ruang juga mempengaruhi psikologis pengguna,” katanya.

Selain itu, ketika menggunakan furniture permanen seperti dapur, perlu ditata dengan konsep yang tepat. Tujuannya agar pemanfaatan ruang bisa lama, namun kesan yang diberikan tetap nyaman dan membuat betah. Jangan sampai, membuat kesan yang berat dan melelahkan.

Juga Disarankan Baca;

Meski menentukan kesenangan konsep desain interior cenderung relatif, selera klien tetap yang menjadi landasan. Ada yang meminta desain gambar saja sampai borongan hingga furniture. Adi sendiri pernah menggarap renovasi dapur, dengan budget Rp 6,8 juta. Hingga desain tiga dimensi, pembangunan rumah, dan mendesain eksterior maupun interior senilai Rp 3 miliar.

”Tentu biaya tergantung keinginan klien. Ada yang meminta desain model saja ada yang sampai bahan material dan ukuran furniture. Bahkan ada yang meminta desain, pembangunan rumah sampai eksekusi interior lengkap dengan funiturenya kami. Khusus jasa desain rumah, permeternya seharga Rp 30 ribu,” terangnya.